Lubang Resapan Biopori Solusi Praktis Pertanian Berkelanjutan



Desa Kambingan Timur, sebuah kawasan pertanian yang subur di Kabupaten Sumenep, menjadi saksi kegiatan pengabdian masyarakat yang inovatif, Kelompok 11 Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Terakhir adalah kegiatan edukasi tentang pembuatan teknologi tepat guna bernama Lubang Resapan Biopori kepada petani setempat, pada 2 Januari 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang dirancang bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Darul Islam, SE., M.M.

Tema yang diusung Penerapan Praktik Pertanian Berkelanjutan, mencerminkan komitmen untuk menghadirkan solusi yang ramah lingkungan dan efektif bagi petani, dalam program pertanian berkelanjutan.

Biopori, sebuah konsep inovatif, merujuk pada lubang-lubang yang diciptakan di dalam tanah untuk mendorong pertumbuhan organisme pengurai tanah. Lubang resapan biopori bekerja dengan prinsip sederhana, dimana lahan pertanian dibuatkan lubang dengan kedalaman sekitar 50 cm, lalu paralon berdiameter sekitar 3 cm yang telah dilubangi sampingnya dimasukkan dan ditutup. Lubang biopori ini kemudian diisi dengan sampah organik. Pentingnya kegiatan ini terletak pada pendekatan langsung kepada petani yang berada di lahan pertanian. Dengan memberikan contoh nyata, kelompok 11 UTM menciptakan pengalaman praktis bagi para petani Desa Kambingan Timur. Hasilnya, para petani dapat memahami secara langsung bagaimana implementasi lubang resapan biopori dapat meningkatkan produktifitas lahan pertanian mereka.

Dalam konteks Desa Kambingan Timur, kegiatan edukasi ini menjadi penting mengingat mayoritas sumber daya di sana terpusat pada lahan pertanian jagung. Lubang resapan biopori tidak hanya memberikan solusi untuk peningkatan hasil pertanian, tetapi juga berkontribusi positif terhadap sistem pengolahan lahan secara menyeluruh. Harapannya, kegiatan edukasi ini dapat membawa wawasan baru dan manfaat nyata bagi para petani di Desa Kambingan Timur. Melalui penerapan praktik pertanian berkelanjutan, diharapkan bahwa petani setempat dapat mengoptimalkan lahan pertanian mereka, menciptakan lingkungan yang lebih sehat, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan komunitas pertanian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar