Sejarah

    Kambingan Timur adalah sebuah desa kecil yang terletak di ujung paling barat Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep tepatnya ± 5 KM kearah barat dari Kantor Kecamatan Saronggi menuju kearah jalan Kecamatan Lenteng, maka dari itu Desa Kambingan Timur diberi nama Jalan Raya Saronggi-Lenteng. Desa Kambingan Timur memiliki luas wilayah 3110,4 Ha yang berbatasan dengan desa Cangkreng kecamatan Lenteng pada sebelah utara, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan desa Kambingan Barat kecamatan Lenteng, sebelah selatan berbatasan dengan desa Talang dan sebelah timur juga berbatasan dengan desa  Talang kecamatan Saronggi . Sedangkan dari pusat pemerintahan kabupaten Sumenep berjarak ± 15 KM.

    Desa Kambingan Timur merupakan Desa dataran rendah dengan jumlah penduduk sebanyak ± 871 jiwa yang mayoritas bekerja sebagai petani.

    Menurut silsilah cerita dari para sesepuh di desa Kambingan Timur diantaranya “ Hj. Halima dan Suna’am bahwa asal kata dari desa Kambingan  adalah “ Panambingan “ ( Tempat Pengungsian ) dimana pada waktu jaman penjajahan dulu banyak warga yang “ nambing ka temor dan nambing ka barat “ ( mengungsi ke timur dan mengungsi ke barat ). Nambing ka temor menjadi desa Kambingan Timur dan Nambing ka barat menjadi desa Kambingan Barat. Desa Kambingan Timur termasuk wilayah Kecamatan Saronggi dan Desa Kambingan Barat masuk wilayah Kecamatan Lenteng. Desa Kambingan Timur terdiri dari dua dusun yaitu dusun Palalangan dan dusun Nangger, daerah bagian selatan dari desa Kambingan Timur dahulunya banyak rumput ilalang yang tumbuh liar sehingga wilayah sekitar itu dinamakan dusun Palalangan, namun pada bagian tengah dari desa ini berdiri sepasang pohon Nangger yang sangat besar bahkan dulu sempat dikeramatkan oleh warga desa Kambingan Timur karena ke angkerannya yang konon katanya pohon raksasa itu ada penghuninya berupa ular besar dan sebuah pusaka sakti yaitu keris Nogo Sosro, banyak warga Kambingan bahkan orang luar desa Kambingan yang mencoba bersemedi untuk mendapatkan pusaka sakti itu, namun mereka semua gagal untuk mendapatkannya dengan berbagai macam cobaan / godaan yang harus dilalui.

   Dikarenakan pohon ini  sangat besar menjulang tinggi mencakar langit maka pohon raksasa kembar ini menjadi icon dari desa Kambingan Timur dan dijadikan nama sebuah dusun  yaitu dusun Nangger.

    Desa Kambingan Timur pertama kali dipimpin oleh seorang tokoh kharismatik dan Kaya raya bernama Rabidin. Pemimpin yang penuh wibawa ini rasa sosialnya tinggi kepada masyarakatnya yang pada waktu itu serba kekurangan sehingga banyak warga yang menggantungkan hidupnya dengan cara nguli kepada beliau. Dengan berakhirnya masa kepemimpinan beliau maka di desa Kambingan Timur diadakan Ceplo’an  ( pemilihan Kepala Desa ) yang di ikuti oleh dua kandidat yaitu Ke Tasmi melawan Mahrudin ( Juk Uni ) dari hasil Pemilihan itu dimenangkan oleh Mahrudin ( Juk Uni ) maka otomatis desa Kambingan Timur dipimpin oleh seorang Kades ( Kalebun ) yang bernama Mahrudin ( Juk Uni )  dimana pada masa kepemimpinan Juk Uni dibantu oleh seorang Jurtoles / Carek ( Sekdes ) yang bernama Mudakkar, Menurut cerita para sesepuh di desa Kambingan Timur Mudakkar merupakan anak hasil perkawinan Juk Uni dengan istri selirnya.

    Wilayah dusun Palalangan dibantu oleh seorang Kepala Dusun ( Pak Apel ) Sarru dan wilayah dusun Nangger dibantu oleh kepala Dusun ( Pak Apel ) Rifa’e.

    Dimasa  pemerintahan Kalebun Mahrudin ( Juk Uni )  bangsa Indonesia masih dibawah jajahan Jepang sehingga banyak warga yang dibawa ke Romusha yang diangkut menggunakan kendaraan mobil truck, bagi warga yang dikirim ke Romusha sampai saat ini tiada satupun yang kembali pulang menemui keluarga di kampung, konon katanya para tenaga kerja yang disebut Romusha kebanyakan meninggal karena kekurangan makan, kelelahan, malaria, dan terjangkit penyakit, sejuta tanda tanya dalam benak keluarganya kemana dan dimana, namun tak satu pun warga yang berani bertanya kepada Pak Kalebun Mahrudin ( Juk Uni ). Hanya sejuta harapan dan doa dalam hatinya semoga keluarganya yang dikirim ke Romusha bisa pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga besarnya. Pemerintahan Pak Kalebun Mahrudin ( Juk Uni ) telah berakhir maka di desa Kambingan Timur diadakan Ceplo’an ( Pemilihan Kepala Desa ) yang pada waktu itu di ikuti oleh dua kontestan yaitu Mahrudin ( Juk Uni ) dengan lawannya Mujiddin ( H. Umar ) namun Dewi Fortuna tidak lagi berpihak kepangkuan Mahrudin ( Juk Uni ) selaku incumbent, karena hasil dari Ceplo’an ( Pemilihan Kepala Desa ) dimenangkan oleh Mujiddin ( H. Umar ) yang merupakan putra dari mantan lawannya saat Pemilihan Kepala Desa sebelumnya dulu yaitu Ke Tasmi.

    Pada masa pemerintahan Kalebun Mujiddin ( H Umar ) dibantu oleh seorang Jurtoles ( Sekretaris desa ) yang bernama Alwi dan Pak Apel dusun Palalangan bernama Moh Shaleh namun Moh Shaleh tidak sampai tuntas mengemban tugasnya membantu Kalebun Mujiddin ( H Umar ) dikarenakan Faktor usia ( meninggal dunia ). Maka dari itu untuk mengisi kekosongan jabatan Apel dusun Palalangan yang meninggal dunia Pak Kalebun Mujiddin ( H Umar ) langsung mengangkat  Salim ( Pak Salama ) putra dari Pak Apel Shaleh untuk menggantikan Bapaknya sebagai Apel dusun Palalangan. Sedangkan wilayah dusun Nangger dibantu oleh Pak Apel Mutahar namun ditengah jalannya pemerintahan Mujiddin ( H Umar ) lagi - lagi kehilangan Pak Apelnya ( Mutahar ) yang meninggal dunia dikarenakan factor usia, selang beberapa waktu Kalebun Mujiddin ( H Umar ) menunjuk  Fahrudin ( Pak Sulamu ) putra dari Mutahar untuk menggantikan jabatan Bapaknya sebagai Apel dusun Nangger, Seiring dengan kemajuan zaman pada saat itu maka Pak Kalebun Mujiddin ( H Umar ) terus melakukan pembaruan dan perubahan didalam membangun desa Kambingan Timur, dengan kepribadiannya yang tegas dan selalu identik dengan acecoris Cemetinya ( Peccot ) maka beliau disegani bahkan ditakuti oleh masyarakat desa Kambingan Timur. Dibidang kepemudaan beliau berhasil membidik dan membina para pemuda desa Kambingan Timur dalam mengolah sikulit bundar / permainan sepak bola, hasilnya nama desa Kambingan Timur disegani oleh desa sekitar didalam permainan sepak bola.

    Dalam bidang infrastruktur Pak Kalebun Mujiddin ( H Umar ) membuat lapangan sepak bola dan merubah posisi jalan desa yang semula berbelok – belok kesana kemari menjadi lurus tanpa ada tikungan lagi. Selama 45 tahun Kalebun Mujiddin ( H Umar ) menjabat kepala desa di desa Kambingan Timur, pada tahun 1983 Masa pemerintahan Kalebun Mujiddin ( H Umar ) berahir yang digantikan Pak Carek Alwi naik sebagai Pj Kepala Desa Kambingan Timur didalam kepemimpinan Pak Carek Alwi sebagai Pj Kepala Desa Kambingan Timur membangun Balai Desa di RT 07 RW 02 pas di depan Sekolah Dasar ( SDN ) Kambingan Timur sebagai pusat pelayanan masyarakat selama kepemimpinannya. Selama 5 tahun Pak Carek Alwi memimpin desa Kambingan Timur sebagai Pj Kepala Desa maka pada tahun 1988 diadakan Pemilihan Kepala Desa ( ceplo’an ) diikuti sebanyak tiga kandidat yaitu Supatan adalah putra dari Pak Kalebun Mujiddin ( H Umar ) dengan lambang / gambar Nanas, Pak Carek Alwi selaku Pj Kepala Desa juga ikut meramaikan kontestasi Pilkades maju sabagai calon Kepala Desa dengan lambang / gambar Jagung dan calon terakhir adalah Drs. Ach Maridin Sutrisno merupakan cucu dari Mahrudin ( Juk Uni ) dengan lambang / gambar Padi, dalam kontestasi Pilkades saat itu dimenangkan oleh Drs. Ach Maridin Sutrisno sebagai Kepala Desa di desa Kambingan Timur.

    Tim pemenangan dan pendukung dari Kepala Desa terpilih  Drs. Ach Maridin Sutrisno merayakan kemenangan dengan mendatangkan hiburan Kentrongan disaat pelantikannya yang berasal dari kota Jember Jawa Timur. Tidak hanya puas disitu saja, Pak Kalebun Maridin mengadakan hiburan rakyat selama 7 hari yaitu kesenian Albadar di lapangan Desa Kambingan Timur. Setiap masyarakat yang mau masuk untuk menonton hiburan maka harus membeli tiket ( karces ) di loket yang telah disediakan oleh panitia. Tidak lama beberapa waktu menjabat Kepala Desa Pak Kalebun Maridin mengangkat Busa’i untuk menggantikan Pak Carek Alwi yang dinailai kurang cocok untuk membantu jalannya pemerintahan sebagai Sekretaris Desa ( Carek ) di desa Kambingan timur.

    Seiring berjalannya waktu dalam pemerintahan Pak Kalebun Maridin kemajuan desa Kambingan Timur berjalan pesat, beliau membangun pintu gerbang desa yang kearah utara desa Kambingan Timur terus tak lama kemudian jalan desa Kambingan Timur diperbaiki dengan cara pengaspalan jalan, tidak hanya puas disitu saja Pak Kalebun Maridin dalam membangun desa malah semakin menjadi – jadi, beliau bekerja sama dengan pihak PLN untuk penerangan masyarakatnya dalam kehidupan sehari - hari.

    Habis periode pertama pada tahun 1998 Pak Kalebun Maridin dalam Pemilihan Kepala Desa yang bergambar Padi ditantang oleh adik iparnya sendiri yaitu A. Aziz dengan lambang / gambar Kelapa  namun dalam Pemilihan Kepala Desa itu masih tetap dimenangkan oleh Pak Kalebun Maridin, berbeda dengan kemenangan yang pertama beliau dalam pelantikan keduanya hanya tasyakuran biasa saja tanpa ada hiburan apa pun, namun ditengah perjalanan pemerintahannya yang kedua beliau selalu tidak sependapat dengan Pak Carek Busa’i, kabar berhembus bahwa katanya Sekretarisnya itu banyak melakukan pelanggaran ditengah masyarakatnya, sebagai orang nomor dua di desa bukannya memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakatnya justru malah sering bikin onar. selain itu Pak Kalebun Maridin juga melakukan pergantian perangkat desa yaitu Pak Apel Fahrudin digantikan oleh Muallam sebagai Apel Nangger sedangkan Pak Apel Salim digantikan oleh Samhari sebagai Apel Palalangan. Meskipun masa jabatan Pak Kalebun Maridin sudah hampir habis tapi beliau masih tetap berkarya didalam pembangunan desa, sampai jalan desa sebelah yaitu desa Kambingan  barat dan desa Tarogan juga ikut dibangun dalam bentuk pengaspalan jalan.

    Dimasa pemerintahan Pak Kalebun Maridin yang kedua dari pemerintahan pusat ada pemilihan Badan Pengawas Desa ( BPD ) yang diikuti oleh putra desa terbaik desa yaitu :


    1. MATSAHIT

    2. ABD RASYID

    3. ACH JUNAIDI

    4. RUSTAM

    5. NA'AM

    6. FATHOR RASYID

    7. MOH SUDI

    8. MOH YANTO

    9. RIBUT HARIYANTO

    10. MATRAWI

Periode kedua dari Pak Kalebun Maridin sudah berakhir pada tahun 2006 pemerintahan dilanjutkan oleh Pak Carek Busa’i selaku Carek yang menjadi Pj Kepala Desa, di desa akan segera diadakan Pemilhan Kepala Desa, desas – desus isu kandidat mulai bermunculan beberapa nama tokoh pemuda dan tokoh masyarakat digadang – gadang akan maju namun sampai panitia pemilihan dibentuk dan pendaftaran dibuka ternyata ada tiga putra desa yang maju sebagai kandidat calon kepala desa yaitu H. Sirojul Munir bergambar Padi , A. Aziz bergambar Kelapa dan Habibuddin berlambangkan Jagung dalam kontestasi ini dimenangkan oleh cucu dari Mujiddin ( H. Umar ) yaitu Habibuddin.

Ditahun 2019 tepatnya tanggal 07 bulan November diadakan pemilihan Kepala Desa serentak (gelombang pertama) kabupaten Sumenep dengan kandidat Halik bergambar jagung dan Mukmin, S.Pd.SD bergambar kelapa. Pada proses pemilihan tersebut yang terpilih menjadi Kepala Desa untuk periode 2020-2025 adalah Mukmin, S.Pd.SD dengan jajaran perangkat desa sebagai berikut :


    Rudiyanto, S.Pd.SD sebagai Sekretaris Desa.

    1. Abdur Rahman sebagai Kasi Pemerintahan

    2. Hamiyah sebagai Kasi Kesejahteraan

    3. Zainatin sebagai Kasi Pelayanan

    4. Sugianto sebagai Kaur Perencanaan

    5. Zainal Arifin sebagai Kaur Keuangan

    6. Ahmad sebagai Kaur TU dan Umum

    7. Hafid Arizal sebagai Kepala Dusun Palalangan

    8. Sukariyanto sebagai Kepala Dusun Nangger

Serta dengan anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut :

    1. Sasmito sebagai Ketua

    2. A. Aziz sebagai Wakil Ketua

    3. A. Rahman Subaidi sebagai Sekretaris

    4. Kartini sebagai Anggota

    5. Lutfiyanto sebagai Anggota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar